Manusia dalam bahasa arabnya adalah "insan”, bentuk
jama' dari anas atau anis, yang artinya harmonis atau seimbang.
Disebut demikian karena manusia yang baik adalah yang mampu menyeimbangkan
antara penciptaan fisik dan non-fisiknya. Antara raga dan jiwanya, walaupun
sebenarnya jiwa manusia itu tidak klop dengan tuntutan fisiknya.
Penciptaan manusia yang terdiri dari jiwa dan raga merupakan
puncak dari sebuah karya Tuhan yang luar biasa. Manusia adalah satu-satunya
makhluq misterius yang sampai kapanpun isterinya tak mungkin dapat
disingkap oleh siapapun juga, termasuk oleh ilmuwan dan profesor yang paling
genius sekalipun.
Jangankan unsur jiwanya, sedangkan unsur fisiknya saja sudah sulit
untuk diungkap secara tuntas. Sel-sel yang ada pada diri manusia, juga
syaraf-syaraf yang berjalin-berkelindan antara satu dengan lainnya dalam jumlah
jutaan bahkan milyaran, sungguh rumit dan canggih. Belum lagi mengenai jiwa
manusia.
Karena Allah yang menciptakan jiwa dan raga manusia, yang
menguasai dan mengaturnya, jelas hanya Dia semata yang tahu persis tentang
hakekat manusia yang sebenarnya. Baik fisik maupun psikisnya, kebutuhan maupun
martabatnya.
Sesungguhnya ilmu yang diajarkan Allah kepada manusia hanyalah
terbatas pada pemberian nama-nama terhadap segala sesuatu yang sudah ada saja,
sementara tentang hakekat keberadaan benda itu sendiri adalah urusan ilmu
Allah. Itu sebabnya jika manusia ingin mengetahui dimana posisi martabatnya
yang sebenarnya, maka tak ada jalan lain kecuali mempelajarinya dari wahyu
Allah.
Maha Suci Allah, yang telah menciptakan manusia dengan kondisi
yang terbaik, dari keseluruhan hakekatnya. Secara jelas, martabat manusia telah
diterangkan dalam Al Qur'an antara lain :
1. Sebagai Makhluk yang
Terbaik
Difirmankan Allah dalam surat at-Tiin ayat 4, "Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik kejadian". Harus kita
sadari bahwa tak akan pernah ada imajinasi hebat yang bisa menandingi
kesempurnaan kejadian manusia. Ada banyak seniman terkenal, yang berusaha
merekayasa bentuk makhluk lain selain manusia, katakanlah sebagai makhluk
angkasa luar. Sepandai-pandainya mereka berkreasi, pernahkah ada gambaran yang
lebih cantik dan gagah dari pada manusia? Contohnya dengan gambaran makhluk
dengan mata tiga, telinga runcing, tangan empat, berekor panjang, bermuka dua
depan dan belakang, atau berbadan manusia berkaki hewan, bisakah ini menandingi
kesempurnaan bentuk manusia?
Sejak dulu, kini dan sampai kapanpun, tak akan pernah ada rekayasa
bentuk makhluk lain hasil pikiran manusia yang bisa menandingi kesempurnaan
hasil ciptaan Allah yang satu ini.
2. Sebagai Makhluk yang
Termulia
Difirmankan pula oleh Allah Swt dalam Surat al-Isra' ayat 70, "Dan
sesungguhnya Kami telah memuliakan Bani Adam dan telah Kami beri mereka
kendaraan di darat dan di laut, dan telah Kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik serta telah Kami lebihkan mereka atas kebanyakan makhluk yang telah
Kami ciptakan dengan sebenar-benarnya lebih."
Jelas, kedudukan dan martabat manusia lebih mulia dari makhluk
apapun, walau malaikat sekalipun. Bahkan Allah Swt telah memilihnya sebagai
khalifah di atas bumi ini. Bukankah itu sebuah penunjukan yang mutlak
membuktikan ketinggian derajat manusia?
Malaikat sendiri pernah melakukan protes terhadap pengangkatan
jabatan khalifah kepada manusia ini, karena merasa dirinya pun mampu menandingi
kehebatan manusia. Dan secara bijaksana Allah telah memberi kesempatan kedua
makhluk ini untuk unjuk gigi, memperlihatkan kemampuannya. Ternyata yang keluar
sebagai pemenang dalam pertandingan ini adalah manusia.
Dan akhirnya dengan ikhlas malaikatpun menerima keunggulan manusia
tersebut, dan bersujudlah mereka —sebagai tanda hormat— kepada Adam. Pembuktian
ini diterangkan Allah dalam al-Qur'an, surat al-Baqarah ayat 30.
Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui".(Albaqarah (2):30)
0 comments:
Post a Comment